04 May 2010

Kekanak-kanakan dan Kedewasaan

Aku ini masih anak-anak...
Masih berada di duniaku yang serba anak-anak,
Serba kekanak-kanakan...
"Dewaca (Dewasa--red.) itu apa? Enak gak?"
Masih tetap mengeruk belas kasih sayang iba perhatian dari orang-orang yang merasa dewasa...
Masih menangis iba dalam menghukum, dihukum, dan penghukuman..
Masih tertawa lepas bebas dengan dada membuncah karena bangga bila dipuji....
Aku masih anak-anak dengan sejuta keinginanku..
Salah,
tak-terhingga-keinginanku....
"Mama, Mama...Mau yang ini....Ini juga..."
"Pa, beliin ini, dong! Temenku punya semua...."
"KAK, AKU MAU MAIN!"
"MAMA! AKU GAK SUKA ITU!
"PAPA JAHAT! AKU KAN CUMA MAU BELI INI!"
Masih menurut pada cokelat dan manisan, bersolek make-up dan perhiasan aksesori bling-bling yang menjerat mata...
Masih bertanya-tanya tentang santun dan kesolehan..
tentang rendah hati dan bakti,
tentang lapang dada dan rajin, serta nasib dan takdir....
"Apakah Tuan Nasib dan Tuan Takdir akan memberikan permen pada saat mereka berkunjung nanti?"
Tiada lagi ku tahu artinya jadi dewasa,
tiada pula ku cari lagi, jalan jadi dewasa...
Kedewasaan yang terbatas dan membatasi...
Kedewasaan yang bermoral dan berbakti,
berakhlak serta santun dan peragaan penampilan kompeten bagai di fashion show di atas catwalk...
Tanpa lelah berganti wajah serta raut dan ekspresi...
Bahasa tubuh, mata, mulut, tak lagi semakin suci putih murni dalam kedewasaan..
Senyum sana, senyum sini, demi keinginan yang entah-jujur-entah-tidak...
Namun yang punya mau pun tak tahu karena sudah terlalu sering meminta...
Sudah jadi kebiasaan-tanpa-perlu-dipertanyakan, sudah dilakukan-saja-tanpa-harus-dipikir-lagi terus....
Hingga sudah jadi nyata dan fakta...
Saking seringnya dan sehingga tak seorang lagipun tahu bedanya...
Anak-anak yang masih memiliki keegoisan yang jujur sebaiknya tetap berada disana...
Atau diawetkan ketika mereka ingin beranjak dewasa, hingga tetap kita tatap dan kenang dalam keluguannya...
Kedewasaan dan pengertian membawa berita juga bencana..
Bencana dalam pengertian bahwa dunia tak lagi sama..
tak lagi indah dan sederhana...
Kekaguman silih berganti kala tak ada pengertian, hanya penerimaan yang 'nrimo....
tanpa tanya dan asa....
tanpa marah, hanya rasa...
Komplikasi yang terjahit rumit dalam pengertianku kala kanak-kanakku,
membuat benang kusut pun terlihat sederhana...
Hanya kesabaran yang dapat uraikan yang kusut...
Namun kesabaran dalam pengertian yang dewasa tidaklah berbanding lurus dengan kerumitan komplikasi....
Aku ini ingin masih tetap anak-anak,
dengan tak-terhingga tak-tahu-nya,
dengan tak-terhingga kepolosan nan lugunya...
dengan tidak tahu apa-apa....

Love,
Lina.

No comments:

Post a Comment